Dua Pilar Guru sebagai Profesi

Posted on September 3, 2010

1


Jakarta, 31 Agustus 2010– Ketua IGI Satria Dharma menyatakan IGI merupakan organisasi profesi guru yang mandiri dan independen yang menjadi pilar penting guru sebagai profesi sesuai amanat undang-undang. “Kami memang focus meningkatkan mutu dan profesionalisme guru sebagai salah satu tahap paling penting dalam reformasi pendidikan,” kata Satria Dharma, di Jakarta, Selasa (31/8), sebagai respon atas pernyataan Mendiknas Muh. Nuh dalam acara Silaturahmi dan Buka Puasa Bersama IGI di Gedung A Kemendiknas, Senin (30/8) semalam.

Untuk itu, IGI sedang merancang konsep peningkatan kompetensi guru  yang bisa  dijadikan acuan untuk menentukan mutu para guru di Indonesia. “Konsep ini akan menentukan guru tersebut bermutu atau tidak, juga bisa diketahui di tingkat mana mutu guru tersebut,” tandasnya.

Dia berharap ke depan IGI akan menjadi organisasi profesi guru terdepan yang bisa mengemban amanah para pendiri bangsa yakni mencerdaskan kehidupan bangsa. “Guru memegang peranan penting dalam kehidupan berbangsa dan bernegara,” pungkasnya.

Dalam acara Silaturahmi bersama IGI semalam, Menteri Pendidikan Nasional Muh. Nuh menyatakan  dalam reformasi keguruan terdapat dua pilar penting agar upaya peningkatan mutu dan profesionalisme bisa berjalan dengan baik. Pertama tersedianya pendidikan profesi guru. Kedua, adanya organisasi profesi guru.

“Pendidikan profesi guru sekarang ini belum ada. Makanya, tahun depan, kami akan menciptakan Rintisan Pendidikan Profesi Guru. Kami mendidik  5.000 calon guru. Mereka diberi beasiswa dan diasramakan,” tegas Muh. Nuh, semalam (senin, 30 agustus 2010), dalam  acara Silaturahmi dan Buka Puasa Bersama  Ikatan Guru Indonesia di Gedung A, Kemendiknas.

Hadir dalam kesempatan tersebut Ketua Ikatan Guru Indonesia Satria Dharma, Sekjen IGI M. Ihsan, Wakil Ketua Dewan Pembina  IGI Gatot Prijowirjanto, Dirjen PMPTK Baedhowi, Dirjen Dikti Prof. Djoko Suyanto dan ratusan guru di Jabodetabek serta pengurus IGI dari berbagai wilayah dan daerah.  Acara silaturahmi digelar lesehan, akrab, dan penuh canda tawa, meski juga muncul kritik-kritik pedas.  Muh. Nuh sempat menyinggung kritik tajam Petisi IGI tentang penolakan Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional sambil mengelus dada. “Bahasanya ada yang keras ada juga yang lembut. Saya baca satu per satu. Saya berterima kasih diberi masukan seperti ini,” kata Mendiknas diikuti gerrr dan tepuk tangan. “Ucapan terima kasih saya nanti akan diberikan secara tertulis,” sambungnya.

Menurut Mendiknas, pendidikan profesi guru sangatlah penting dan menjadi prioritas pemanfaatan anggaran tahun 2011. Kemendiknas akan merekrut calon guru yang baru, yaitu mahasiswa semester 5 dan 6 untuk dididik secara khusus. Rekrutmen lainnya berasal dari calon guru yang baru saja lulus kemudian didik selama satu sampai dua tahun.

Mengenai organisasi profesi, Mendiknas meminta IGI, sebagai organisasi profesi,  turut menjaga dan melindungi guru sebagai profesi. “Organisasi profesi guru harus ikut meningkatkan kompetensi dan profesionalisme guru,’ katanya menandaskan.

Organisasi profesi juga diharapkan turut menjaga etika dalam dunia pendidikan. “Organisasi profesi harus ikut  menjaga etika dan menghindari bisnis transaksional dalam dunia pendidikan,” harapnya. Dia mengingatkan pentingnya pelajaran etika ini sambil mengutip kitab ta’lim muta’alim. Dalam kitab kuning itu dijelaskan bagaimana etika seorang guru, etika seorang murid, etika guru kepada orang tua murid, dan etika selama proses belajar mengajar.

Dalam mengupas kitab itu, Mendiknas meminta masyarakat pendidikan tidak lagi menggunakan  istilah menuntut ilmu tetapi mencari (secara beretika, red) ilmu.  Dengan etika inilah, sejatinya organisasi profesi guru bersandar. “Kami tidak mungkin membentuk organisasi profesi. Organisasi profesi itu harus independen,” pungkasnya. (***)

Kontak: Sekjen IGI M. Ihsan  0818334141

Ketua IGI Satria Dharma : 0811545430

Tagged: ,