MERAH PUTIH MENJADI “OFFICIAL SELECTION” FESTIVAL FILM MUMBAI

Posted on October 14, 2010

0


Jakarta, 16 September 2010 – Minggu libur Lebaran dalam tradisi Indonesia merupakan berkah luar biasa bagi Trilogi Merah Putih karena sekuel DARAH GARUDA bertengger pada posisi nomor satu dalam perfilman Indonesia dengan keberhasilan mencetak sejarah sebagai box office terbesar pada minggu pembukaan di Negara terbesar keempat di dunia ini. Sementara, Trilogi ini terus sukses di luar negeri dimana film pemenang penghargaan dari Triologi ini, MERAH PUTIH, mendapatkan undangan ke India sebagai “Official Selection” dalam 9th Third Eye Asian Film Festival di Mumbai pada 28 Oktober – 4 November 2010.  Setelah melanglang buana di berbagai festival dan pasar film di Cannes, Berlin, LA, Bangkok, Sydney, Perth, Moscow, Darwin dan Hong Kong, trilogi ini terus menceritakan pada dunia tentang kisah Indonesia. MERAH PUTIH telah berhasil laku di lebih dari 10 negara termasuk Inggris, Jerman, Austria, Swiss, Republik Ceko dan Universal Pictures Benelux baik dalam format untuk bioskop, TV, DVD, Video Unduh, penerbangan, kapal laut, hotel.

Film kedua dari proyek film nasional terbesar ini, DARAH GARUDA terus memecahkan rekor box office records selama minggu Lebaran, dengan sekitar 700.000 penonton. Kesuksesan bersejarah ini lebih besar dari rekor MERAH PUTIH yang berhasil mendapatkan jumlah penonton terbanyak untuk film epik sejarah. Kemenangan minggu ini di berbagai bioskop nasional membuat DARAH GARUDA yang bergaya Hollywood ini sebagai salah satu film pencetak hit box office minggu pembukaan dalam sejarah perfilman Indonesia, menempatkan epik perang ini pada relnya untuk bisa menyenangkan jutaan orang yang minggu-minggu berikutnya mungkin akan menonton saga tentang pejuang gerilya pada revolusi tahun 1947 melawan Belanda.

“Reaksi penonton sungguh luar biasa, fenomena yang indah untuk perfilman dan bangsa kita,” ujar Hashim Djojohadikusumo, selaku produser eksekutif dan direktur Media Desa Indonesia, yang bekerjasama dalam project ini dengan rumah produksi internasional Margate House Films, yang dimiliki oleh rekan produser ekskutifnya, Rob Allyn.

Hashim menambahkan, “Kami sangat terharu dengan diterimanya film ini dengan sangat luar biasa oleh para penonton. Seluruh komentar yang kita dapatkan dari penonton adalah tentang bagaimana mereka berbagi antusiasme dan apresiasi untuk adegan-adegan laga yang seru dalam film ini maupun tentang bagaimana film ini mengingatkan kita pada nilai-nilai nasionalisme, cinta dan menghargai tanah air dan persatuan meski kita berbeda-beda.”

Yadi Sugandi, yang menyutradarai film ini bersama Conor Allyn, mengatakan, “Kami sungguh-sungguh berterima kasih atas respon penonton yang kuat dan perbincangan dari mulut ke mulut tentang sekuel kedua dari Trilogi Merdeka yang begitu positif dan antusias di media social seperti Twitter dan Faceboo dan dari para pecinta film di seluruh Indonesia. Orang tua dan muda memenuhi bioskop, mereka bertepuk tangan, tertawa, tegang, dan berteriak bersama menikmati filmnya seperti yang sudah saya maupun pemain saksikan selama kunjungan kami ke beberapa bioskop. Kerja keras para aktor-aktor kami terbayar, menyaksikan apresiasi penonton yang begitu intens.”

Lukman Sardi, Rahayu Saraswati, T Rifnu Wikana, Donny Alamsyah, dan Aldy Zulfikar yang mengunjungi bioskop pada dua hari pertama film dirilis untuk menemui para penonton DARAH GARUDA menerima sambutan kegembiraan penonton yang luar biasa dan apresiasi yang hangat. “Ini adalah sebuah pencapaian bai bangsa kita dan untuk industri perfilman Indonesia dan juga ratusan orang yang telah bekerja keras selama tiga tahun untuk mewujudkan proyek penting ini,” ujar Lukman. “Saya sangat senang mengetahui bahwa penonton bias sangat menikmati filmnya dan pada saat yang sama mengapresiasi pengaruh film ini yang meningkatkan rasa cinta tanah air pada negerinya.”

“Saya sungguh berterima kasih pada antusiasme penonton terhadap film nasionalis ini dan bagaimana mereka menggambarkan revolusi yang diperjuangkan oleh laki-laki dan perempuan, dewasa dan anak-anak, berbagai ras dan agama,” tambah Sara (Rahayu Saraswati).  “Sungguh sangat menginspirasi untuk mendengar langsung bagaimana para penonton yang muda-muda memberi tahu saya bahwa sekarang mereka memiliki pahlawan Indonesianya: Dayan, Tomas, Amir, Senja, Marius, Lastri, Melati dan Budi.”

“Bagi kami, adalah sebuah kehormatan untuk memiliki kesempatan menghidupkan kenangan bangsa tentang para perjuang kemerdekaan yang telah mengorbankan segalanya sehingga kita bisa menikmati Indonesia yang sekarang ini,” kata Rifnu. Aldy menambahkan bahwa sebagai anak muda Indonesia, ia bangga bisa ikut serta dalam film ini dimana ia bias belajar banyak untuk mencintai Indonesia dan memberikan yang terbaik dari dirinya sebagai orang muda, demi kebaikan bangsa.

“Dengan 700.000 penonton untuk minggu pembukaan saja, ini sungguh menunjukkan kehausan publik akan film yang menarik, menghibur dan berkualitas tentang tema-tema penting seperti nasionalisme, sejarah, dan persatuan,” ujar Hashim. “Dengan suksesnya film kedua ini, kami sungguh menantikan saat untuk merilis sekuel ketiga HATI MERDEKA pada tahun 2011, dan kami sangat berterima kasih pada sambutan antusias masyarakat Indonesia maupaun industri perfilman di seluruh dunia yang telah diberikan pada film kami dan pesan yang menginspirasi tentang kemerdekaan, perbedaan, dan harapan bagi Negara kita yang besar ini.”